Pertontonkan Sikap Arogan, DPD BKPRMI Pinta Copot Kadis Parpora Batubara

Sebuah berkah bagi Kabupaten Batubara karena mendapatkan kunjungan kerja dari Kabaharkam Polri Komjen Drs Arif Sulistiyanto MSI. Namun keberkahan itu mungkin hampir sirna karena ulah oknum Kadis Parpora (Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga) Batubara, Jumat (10/2/2023).

topmetro.news – Sebuah berkah bagi Kabupaten Batubara karena mendapatkan kunker (kunjungan kerja) Kabaharkam Polri Komjen Drs Arif Sulistiyanto MSI. Namun keberkahan itu mungkin hampir sirna karena ulah oknum Kadis Parpora (Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga) Batubara, Jumat (10/2/2023).

Bahkan selain menyesalkan, banyak masyarakat menganggap tingkah kadis itu terkesan seperti tak beragama. Pasalnya Sapri Musa, oknum Kadis Parpora Batubara ini, dengan ‘seenak perutnya’, masih saja terus benyanyi ria walau sudah menjelang masuknya waktu Sholat Jum’at.

Memang Sapri Musa bernyanyi kala kegiatan kunker Kabaharkam Polri sudah selesai. Akan tetapi ia masih tetap asyik berdendang manakala suara ‘terahim masjid’ tanda akan masuk waktu Sholat Jum’at pun telah tiba.

Bahkan tampak dengan gaya sesuka hatinya, Sapri Moesa pun semacam tidak perduli. Dengan suara keras dan lantang ia terus saja bernyanyi melantunkan satu buah lagu, hingga nyaris membuat suara ‘terahim masjid’ tidak terdengar. Padahal mesjid itu berlokasi tidak begitu jauh dari Lapangan Bola Kaki Blok 8 Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Limapuluh, Kecamatan Limapuluh.

Akibat perilakunya itu, wajar membuat geram ketua umum maupun para tokoh pejuang pemekaran Batubara (Gemkara), yang saat itu masih berada di lapangan sebelum beranjak untuk melaksanakan ibadah Sholat Jum’at. Maka spontan saja SH (inisial), merupakan salah seorang tokoh utama Gemkara (Gerakan Menuju Kesejahteraan Batubara) langsung menegur Sapri Musa.

Akan tetapi bukannya berhenti, malah tampaknya Sapri Moesa mengabaikan teguran tersebut. Bahkan ia menjawab dengan arogan seraya mengeluarkan perkataan yang tidak enak.

Nyaris Baku Hantam

Hal ini membuat para pejuang Gemkara sedikit emosi dan mendatangi Kadis Parpora Batubara yang juga merupakan Ketua PSSI Batubara itu. Kemudian kericuhan pun terjadi. Sebab dalam hal itu, Sapri Musa melakukan pembenaran sampai nyaris memicu terjadinya baku hantam. Di mana aksi dorong-mendorongkan badan sudah terjadi.

Peristiwa terbilang sungguh memalukan ini pun mengundang reaksi maupun perhatian dari banyak tokoh dan masyarakat di Kabupaten Batubara. Terutama tokoh pemuda setempat. Di antaranya Ketua DPD (Dewan Pengurus Daerah) BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid) Mukhrizal Arif (foto), yang mengatakan, sangat mengutuk keras sikap arogan Sapri Musa.

Untuk itu Arif sapaan akrab tokoh pemuda yang satu ini, langsung mengeluarkan pernyataan, bahwa baik secara pribadi maupun kelembagaan, ia sangat-sangat berharap agar Bupati Batubara Ir Zahir MAP segera mengevaluasi Sapri Moesa secara mendalam.

“Kita minta agar Sapri Moesa tak cuma dicopot dari Kadis Parpora, tapi sama sekali tidak lagi diberikan jabatan sebagai kepala OPD apa pun dan di dinas mana pun. Jangan gara-gara satu orang, itu bisa merusak sinergitas Pemkab Batubara dengan unsur pemuda beserta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama lainnya. Ini tahun politik,” bilang Mukhrizal Arif mengingatkan.

Apalagi, lanjutnya, sikap yang Sapri Musa pertontonkan kali ini, memang sama sekali sangat tidak pantas. “Beliau kan seorang pejabat eselon 2 yang tentunya sudah menjalani pendidikan kepemimpinan. Selain itu kami menilai Sapri Moesa terkesan sangat tidak menghargai nasehat dari para tokoh Gemkara sebagai tokoh pejuang pemekaran Batubara,” ujarnya.

“Bukankah tadi dalam pidatonya bupati telah menjelaskan kepada Pak Kabaharkam, kalau Gemkara itu punya peran besar ikut memekarkan Batubara,” pungkas Arif bernada kesal.

Saat awak media ini berusaha mengkonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kadis Parpora Sapri Musa tidak mau membalas. “Sampai berita ini tayang pun ia belum juga mau menjawab pertanyaan yang wartawan kirimkan ke nomor telepon selulernya.

Sedang dari informasi yang dihimpun, Sapri Musa sendiri disebut-sebut merupakan pihak event organizer (EO) atau penyelenggara acara. Bahkan informasinya, ia juga pemilik tenda serta pentas ‘raging’ yang berdiri di tengah-tengah kegiatan tersebut.

reporter | Bima IS Pasaribu SH

Related posts

Leave a Comment